KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam)

Solusi Menciptakan SDM Ekonomi Syariah

Oleh:

Ismail Saleh

(Presiden KSEI Mizan FE Undip 2011)

Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia semakin meningkat sehingga juga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menentukan laju pertumbuhan industry syariah ke depan. Rizqullah selaku Direktur Utama BNI Syariah menyatakan bahwa pertumbuhan bisnis perbankan syariah secara moderat diperkirakan akan naik 43% sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kebutuhan akan SDM industry perbankan syariah tersebut.

Sedikitnya tahun depan dibutuhkan penambahan 857 kantor atau menjadi 2.245 kantor bank syariah sehingga juga perlu penambahan pegawai dengan prediksi penambahan tahun depan sedikitnya pegawai perbankan syariah harus menjadi 27.328 orang.

Hingga September 2010, total pegawai perbankan syariah berjumlah 16.896 orang. Artinya masih butuh tenaga kerja syariah untuk 2011 lebih dari 10 ribu orang.
Asumsi ini merujuk pada rasio aset dibanding jumah pegawai. Dengan total aset per September 2010 mencapai Rp 83,454 triliun, maka rasio aset dan pegawai adalah Rp 4,94 miliar. Sementara target pertumbuhan moderat industry perbankan syariah adalah 43%.
Kemudian dengan basis penghitungan aset di akhir 2009 adalah Rp 66,09 triliun, maka target ‘moderat’ itu merujuk pada capaian Rp 95 triliun pada 2010 dan Rp 135 triliun pada 2011, sehingga ketika target aset 2011 dibagi dengan Rp 4,94 miliar, maka didapatlah kekurangan 10.432 orang pegawai. (ib.eramuslim.com)

Bank Syari’ah harus mempersiapkan sumber daya insani (SDI) yang  berkualitas dan handal, karena eksistensi kualitas sumber daya insani sangat menentukan pengembangan perbankan syari’ah di masa mendatang. Kualitas sumber daya insani merupakan tulang punggung dalam suatu organisasi dan sangat berpengaruh pada keberhasilan organisasi. Untuk bisa menggerakkan bisnis islami dengan sukses, diperlukan SDI yang yang menguasai ilmu bisnis dan ilmu-ilmu syari’ah secara baik. Selama ini SDI penggerak bisnis islami berasal dari pendidikan umum yang diberi training singkat mengenai bisnis islami. Seringkali training seperti ini kurang memadai, karena yang perlu diupgrade bukan hanya knowlegde semata, tetapi juga paradigma syari’ah, visi dan missi, serta kepribadian syari’ah. (www.ekonomisyariah.net)

Oleh karena itu, Kelompok Studi Ekonomi Islam sebagai lembaga dakwah kampus yang bergerak dalam bidang pengkajian dan penelitian ekonomi islam tentunya sangat berpotensi untuk mengisi keterbutuhan SDM Lembaga Keuangan Syariah, termasuk Bank Syariah.  Berbagai macam kegiatan seperti small group discussion yang tidak hanya mengupas mengenai aspek ekonomi tapi juga aspek keislaman, kajian-kajian serta penelitian mengenai ekonomi islam,  serta penyelenggaraan seminar atau talkshow ekonomi islam membuat kader-kader di KSEI mempunyai ESQ (Emotional Spiritual Question) yang cukup tinggi. Selain itu, seringnya intensitas kerjasama dengan berbagai macam lembaga keuangan syariah membuat organisasi yang telah memiliki jaringan antar kampus di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam ini, semakin memahami akan keterbutuhan SDM Syariah lembaga tersebut. Terbukti sampai dengan saat ini sebagian besar alumni KSEI telah melanjutkan perjuangan mereka dalam memasyarakatkan ekonomi islam dengan bekerja pada berbagai macam lembaga keuangan syariah tak terkecuali bank syariah dan menjadi dosen atau guru. Meskipun begitu, tetap ada alumni KSEI yang memilih untuk terjun ke dalam bisnis syariah dengan membuka usaha sendiri karena pada hakekatnya islam sangat menitikbertkan pada perkembangan sector rill. Dengan kata lain, KSEI merupakan salah satu tempat dalam menciptakan SDM Ekonomi Islam yang Unggul (menguasai ilmu ekonomi konvensional, ekonomi syariah, serta memiliki pandangan hidup yang islami) . Wallahuallambissawab.